Jum’at, 7 Juni
21.30
Dari depan Gramedia, Margonda Depok kami berangkat menuju Puncak.
- Jupiter MX (Rofiq+Nisa),
- Vario (Ane+Aldo),
- Vixion (Kodel+Efi).
21.50
Berhenti sebentar di flyover Cibinong, nitip simaksi pendakian G. Gede ke Satriyo dan 15 menit menunggu Vixion yang lagi ditambal (baru jalan udah bocor :nohope).
23.00
Istirahat di depan masjid At-Ta’awun Puncak. Dinginnnn !!! Ngopi2, beli kaos kaki (bagi yg kelupaan bawa), jagung bakar, Indomie (Rp 5.000).
23.45
Jalan lagi, isi bensin dulu (Pertamax Rp 20.000).
Sabtu, 8 Juni
00.45
Selepas Cianjur, mata dah mulai meredup sampe akhirnya ketinggalan jauh oleh rofiq dan nisa. Terpaksa ganti posisi jadi boncenger biar bisa istirahat.
Motor yg tadinya cuma lari 50-60 langsung berubah beringas setelah digeber Aldo. Saking sembalapnya, sampe gak ngeliat Rofiq dan Nisa yang nunggu di alfamart.
Setelah berkumpul kembali dan istirahat sebentar di alfmart lainnya kami kembali melanjutkan perjalanan.
02.00
Selepas melewati lampu merah Pasteur, tiba2 bagian belakang motor bergoyang2. Ternyata giliran ban motor kami bocor :nohope. Setelah mendorong motor sekitar 300 m kami stirahat sejenak sambil menunggu tambal ban selesai.
02.30
Ganti posisi jadi biker lagi. Isi bensin (pertamax Rp 20.000). Pasteur – Jalan layang Pasupati – Jalan Surapati – Padasuka – Cimenyan. Melalui jalan yang terus menanjak dan akhirnya kami sampai di Cartil (Caringin Tilu), ketemu om hendi, halim dan xxx dan langsung lanjut menuju Moko.
04.00
Tiba di moko. Sejenak menikmati gemerlap cahaya bandung di dini hari. Kemudian, sementara yang lain asik nge-galau, ane rebahan dulu.
05.00
Sunrise
07.00
Puas menikmati bandung dari ketinggian kami langsung siap2 untuk menuju destinasi berikutnya. Om hendi dan om xxx ternyata ada urusan lain dan ga jadi ikut, sementara rombongan kami kedatangan anggota baru dari BPC bandung, yaitu Bagus dan Yani.
4. Honda Win (Halim)
5. Vario (Bagus+Yani)
Melenceng dari itin yang seharusnya ke Ciwidey, leader memutuskan untuk ke Pangalengan. Yowes, ngikut aja. Di Bale endah kami berhenti sejenak untuk sarapan (Lontong Rp 5.000)
Setelah sempat salah mengambil jalan akhirnya kami melewati arah yang benar menyusuri jalan perbukitan yang berkelok-kelok. Setibanya di Pangalengan kami berbelok ke kanan dan 10 menit kemudian kami sampai di Situ Cileunca.
Setelah membayar tiket masuk+parkir (Rp 8.000 /motor) kami langsung menuju tepi danau, cari posisi diatas rumput yang rada adem dan langsung gelar matras buat rebahan ^^. Maklum bikernya pada kurang tidur. Ane yang sempet tidur sebentar diatas motor cuma sebentar memejamkan mata trus ikutan anak2 eksplore dan foto2 di Situ Cileunca. Sementara Rofiq dan Kodel yg belon istirahat sama sekali dibiarkan tertidur pulas :).
12.30
Kembali ke Pangalengan. Isi bensin (pertamax-nya gak ada 😦 Rp 12.000) di POM bensin yang sepertinya cuma satu2nya dipangalengan. (saking ramenya sampe musti ngantri dan salip2an dulu :nohope). Kelar, isi bensin kamipun bergerak menuju pegunungan Malabar.
13.30
Setelah memasuki perkebunan teh Malabar kami pun menuju makam Bosscha yang berada ditengah2 perkebunan teh.
Disambut ramah oleh juru kunci makam yang langsung membukakan pagar kami pun langsung memasuki bangunan makam yang dikelilingi pohon2 tinggi yang membuat suasana sejuk dan segar ditengah siang yang terik.
Keluar dari lingkungan makam , foto2, ngemil2 sambil mendengarkan sang juru kunci bercerita tentang sejarah tempat ini. (Guide Rp 25.000 … ketua rombongan yg bayar ^^)
14.30
Perut sudah meronta2 minta diisi, dan kamipun makan siang didekat gerbang masuk perkebunan teh Malabar. (Nasi ati ampela Rp 15.000 … Mahalll -_-; )
15.10
Kembali melanjutkan perjalanan menuju Situ Cisanti, karena tidak ada plang petunjuk jalan kami pun terpaksa bertanya disepanjang persimpangan. Melewati jalan perkebunan teh yang semakin lama semakin jelek. Untungnya pemandangan indah dikiri kanan jalan membuat kami tak turun semangat menyusuri jalan berbatu yang berdebu ini.
16.30
Setelah melewati 3 perkebunan teh yang berbeda (lupa namanya apa aja :nohope) akhirnya kami tiba juga di Situ Cisanti.
Setelah parkir motor (Rp 5.000) kami pun menuju ke mata Air Sungai Citarum. 10 menit berjalan (sambil ngemil bakso cilok Rp 3.000) kami pun tiba di sebuah kolam kecil. Di tempat ini ada 2 mata air terbesar dari 7 mata air yang menjadi hulu sungai citarum.
mandi2 … airnya dingin bgt. brrrrrr cuma tahan 3 menit ane yg ga tahan dingin langsung keluar ^^. Mandi disini banyak larangannya. Gak boleh pake sendal, ga boleh loncat2, ga boleh pake sabun dsb. Jadi akhirnya cuma sekedar berendam aja.
Setelah berendam dan ganti baju kamipun duduk2 sebentar di pinggir danau menikmati senja di Situ Cisanti.
18.15
Menuju Ciwidey. Capek menyusuri kembali jalan jelek digelapnya malam, kami pun mengambil jalan berputar yang katanya lebih dekat ke POM bensin di Pasar Maruyung. Dengan trek yang sedikit lebih bagus dari sebelumnya, setengah jam kemudian akhirnya kami tiba di POM bensin pasar Maruyung. Saking lelahnya kami langsung tertidur di POM bensin tersebut ^^.
19.30
Kami berpisah dgn rombongan bandung (Halim, Bagus+Yani) disini. Di Ciparay kami makan malam (Pecel ayam Rp 9.000)
20.00
Lanjut jalan lagi menuju Ciwidey. Ganti posisi jd boncenger karna mata dah capek. Di banjaran tiba2 motor berhenti. Ternyata ada razia. Tukeran posisi lagi karena Aldo ga punya SIM dan STNK masih ada di Nisa :cd. Lewat razia akhirnya kami kembali bersemangat ketika akhirnya tampak plang petunjuk arah menuju Ciwidey didepan mata ^^.
Menyusuri jalan berkelo-kelok yang terus menanjak sementara udara semakin dingin. Menjelang Ranca Upas ternyata bensin motor sudah hampir habis. Terpaksa isi bensin eceran didepan gerbang masuk Kawah Putih (Rp 11.000).
Udara yg super dingin membuat kami membutuhkan yang anget2 dan dipesanlah kopi dan indomie. Setelah isi perut kami menghangatkan tubuh didepan api unggun sambil ngobrol2 dengan penduduk setempat. Ternyata tempat tersebut adalah sebuah resort dengan pemandian air panas dan fasilitas outbound. Akhirnya kami membatalkan tuk ngecamp di Ranca Upas dan memilih untuk mendirikan tenda didekat kolam air panas ^^ (Rp 20.000)
Minggu, 8 Juni
02.00
Setelah 2 tenda berdiri, kami (ane, kodel dan efi yang tadinya tertidur di warung) akhirnya bisa beristirahat juga.
05.30
Bangun2 kami (minus aldo yg katanya ga mau dibangunin pagi2) langsung ganti kostum tuk berendam di air panas ^^. Menikmati onsen sambil menyaksikan Sunrise.
07.00
Sewaktu Packing ternyata Tas kecil aldo menghilang. Setelah kelimpungan mencari kesana-sini ternyata tas tersebut tertinggal di warung -_-. Untung ditemukan oleh penjaga pintu resort. (Waktu pagi baru ngeh tempat ini bernama EMTE Highland Resort ^^)
08.00
Menuju Kawah Putih. Setelah membayar (Rp 25.000/motor) kamipun mulai mendaki jalan menuju kawah putih. Sepanjang jalan banyak plang yang menganjurkan untuk menggunakan gigi 1.
Tiba di kawah, eksplore keliling kawah. Tapi musti hati2 karna banyak jebakan betmen. Gara2 salah injak tau2 lumpur kuning belerang langsung muncrat mengotori celana :(. Suasana yg tadinya rada sepi tiba2 menjadi sangat ramai, sehingga kami memutuskan untuk beranjak meninggalkan kawah putih.
10.30
Setelah makan pagi merangkap makan siang (nasi prasmanan tongkol + tahu Rp 10.000) kami bergerak menuju Situ Patengan
11.00
Setelah melewati bumi perkemahan Ranca Upas, Pemandian Air Panas Cimanggu dan Perkebunan teh Ciwalini akhirnya kami sampai di Situ Patengan yg berada di kawasan Perkebunan Teh Rancabali.
Setelah membayar tiket masuk Rp (??? ) kamipun memasuki kawasan Situ Patengan.
Duduk2 & rebahan di pinggir danau sambil menikmati stroberi segar.
13.30
Balik, tapi ternyata ban bocor lagi 😦 … dorong lagi sampe ke depan gerbang masuk :mewek. Kelar tambel ban ketemu macet mulai dari ciwalini sampai ke desa ??? tempat kakeknya nisa.
16.00
Setelah istirahat sejenak di kami bergerak untuk pulang menuju depok. Di Soreang sampai bandung kena macet, gara2 ada ketemu supporter yg mo nonton pertandingan PERSIB vs Deltras :nohope
17.30
Makan malam, (Nasi Soto Ayam Rp 10.000) di Cimahi
18.30
Isi bensin (Rp 10.000) di Padalarang
21.30
Istirahat di Pom Bensin Puncak
23.00
Tiba di Depok